Jumat, 30 September 2011

Jadi Manajer ?? Mungkinkah!!!!

Jadi Manajer : Mungkinkah ???

Sebuah pertanyaan simple yang menantang.Jika kita Dihadapkan dengan pertanyaan seperti ini tentu membuat diri kita sulit untuk menjawabnya,bukan?

Mendengar kata manajer saja pasti kita akan membayangkan gaji yang tinggi,jabatan yang enak,kerjanya santai.menjadi manajer adalah suatu impian yang diimpikan oleh setiap orang ketika sedang memimpin sebuah perusahaan dimana orang tersebut sedang bekerja

Apa sih manajer itu ??

Manajer adalah seseorang/orang yang harus mampu membuat orang-orang yang ada dalam organisasi dengan berbagai karakteristik,latar belakang budaya,akan tetapi memiliki ciri yang sesuai goal(target) dan teknologi.

syarat menjadi manajer :
-Memiliki skill/kemampuan Leadership yaitu kemampuan untuk memimpin
-Memiliki Visi dan Misi yang jelas.
-Dapat berkomunikasi dengan baik kepada anggotannya/bawahannya

Menjadi manajer bukanlah hal mudah,tetapi kita harus yakin dan percaya diri bahwa kita pun mampu menjadi seorang manajer.Jika kita memang benar-benar ingin menjadi seorang manajer yang hebat dan menjadi panutan bagi orang lain.Maka tanamkanlah bahwa "Aku bisa menjadi seorang manajer yang handal" letakkan dan tanamkan kata-kata tersebut ke dalam jiwa kita dan teruslah ulangi kata-kata tersebut ke dalam diri kita berulang-ulang.Maka jika kata-kata tersebut kita ucapkan berulang-ulang maka kata "Aku bisa menjadi seorang manajer yang handal" akan tertanam kuat dengan sendirinya di jiwa ini.

Diposting oleh Nizma Hanim 3 KA 04

30 september 2011

sumber-kearifan.blogspot.com/2009/05/tanggungjawab-seorang-manager.html

Selasa, 27 September 2011

Komentar untuk film Artificial Inteligence

Senin,26 september 2011 pukul 13.00 di ruang e332

Pada hari tersebut kami mahasiswa 3ka04 mendapat mata kuliah IMK,akan tetapi kali ini bu dosen membawa sebuah CD/DVD ke dalam kelas.Kali ini kami tidak mendapat materi dari dosen tetapi menonton sebuah film yang berjudul Artificial inteligence.

Sebuah film menceritakan tentang robot. Yups robot yang tak pernah lapar dan diciptakan untuk melayani manusia,tetapi keterbatasan robot-robot ini adalah mereka menyerupai manusia dalam segala hal dan mereka tidak memiliki hati/perasaan seperti manusia. Karena itu, salah satu perusahaan yang ada di Cybertronic memproduksi mecca (robot yang realistic hampir Mirip dengan manusia).Cybertronic menciptakan David seorang anak tiruan pertama berusia 11 tahun, yang memiliki perasaan sesungguhnya. Ia di desain untuk bagaimana mencintai dan memahami perasan manusia. Terutama ia memiliki cinta yang sangat mendalam pada “ibunya” Monica.
Monica adalah seorang wanita yang mengadopsi David sebagai pengganti anak kandungnya yang sedang dalam keadaan koma, akibat penyakit yang tak bisa disembuhkan.David hidup bahagia bersama “Ibu dan ayahnya” (Monica dan suaminya),tetapi hidupnya mendadak berubah dramatis ketika anak kandung Monica menjadi sembuh dan pulang kembali ke rumahnya.Macam-macam masalah mulai timbul akibat rasa iri yang ada dalam diri Michael anak kandung Monica.Adaptasi futuristic yang di inspirasi oleh cerita Pinokio yang mendambakan
bagaimana ia menjadi nyata,menjadi manusia sesungguhnya yang layak mendapat cinta kasih dari orang tua dan manusia lain disekitarnya.Dalam cerita ini David sang robot kecil yang canggih ini sangat mendambakan menjadi anak lelaki yang sesungguhnya.Supaya ia dapat memenangkan kembali cinta kasih “ibu” nya yang adalah seorang manusia. Selanjutnya perjalanan David mencari “ibu”nya dan akhirnya bertemu dengan seorang Mecca“Joe” adalah gigolo yang tadinya bersifat sangat dingin (tentu, karena ia cyborg
juga) akhirnya bisa bersahabat dan mereka menemukan jati diri mereka masing-masing.

Konsep Artificial Inteligence
Terminologi Artificial Intelligence (AI) ini dimunculkan pertama kali oleh John McCarthy
(http://en.wikipedia.org/wiki/John_McCarthy_%28computer_scientist%29 yang menyebutkan istilah AI untuk menunjukkan bahwa “ilmu pengetahuan dan rekayasa teknik dapat membuat mesin-mesin yang pandai.AI bisa juga mengacu pada kepandaian yang ditunjukkan
oleh suatu bentuk tiruan (buatan manusia/hasil karya manusia,tidak alami,diproduksi secara besar-besaran/massal) Ketika AI diterima sebagai terminology umum, termasuk didalamnya kepandaian komputerisasi dan kepandaian sintetik(tiruan), telah diakui sebagai sesuatu yang potensial yang lebih akurat (dibanding kemampuan manusia biasa).AI dipelajari di semua bidang ilmu seperti computer science,filfsafat,neuroscience bahkan teknik mesin yang berhubungan dengan kepandaian perilaku (behavior).Sebagai fiksi ilmiah AI umumnya digambarkan sebagai kekuatan akan datang yang mencoba untuk menggeser kekuasaan manusia.Seperti suatu masyarakat yang dikontrol oleh komputer yang super, dan bahkan manusia masa depan justru yang akan melayani para robot.Kedepan, akan ada pilihan yang menggambarkan peradaban dunia yang dapat memilih untuk diatur oleh AI atau meniadakan AI sama sekali. Contoh AI dalam dunia nyata adalah “Deep Blue” Chess playing computer pertama yang menang mela-
wan pecatur dunia Garry Kasparov tanggal 10 Februari 1996. Ini merupakan bukti bahwa AI bisa nyata dalam dunia sesungguhnya. Penulis yang banyak menulis tentang science fiction adalah Kevin Warwick, Hans Moravec and Isaac Asimov.Dan mereka mempercayai bahwa suatu saat AI akan mendominasi dunia.
Film tentang cyborg dan manusia menciptakan suatu ide kemanusiaan
berdasarkan aksi atau tindakan dan emosi daripada karakteristik fisik (dalam film Arificial Intelligence).Ide tentang cyborg tetap di dasarkan terutama pada gambaran fisik.Tetapi ada pengecualian yang muncul dalam film AI ini. Tokoh “Joe” dan David digambarkan sebagai Cyborg yang memiliki fisik sempurna dan nyaris sama seperti
manusia.Mungkin tidak pernah kita membayangkan mesin sebagai perpanjangan dari tubuh kita dan mempertimbangkan hubungan kita dengan mesin lebih penting daripada perbedaan antara kita dengan mereka. Kita melihat hubungan antara manusia dan mesin (Cyborg) sebagai suatu integrasi (kesempurnaan).Demikianlah sedikit komentar dari film AI yang dapat penulis ceritakan.

Diposting oleh Nizma Hanim 3KA04
UNIVERSITAS GUNADARMA







Minggu, 25 September 2011

Korupsi dalam perekonomian Indonesia

Pengertian Korupsi

Dalam bukunya Confronting Coruption(Jeremy Pope): The Element of National Integrity System, menjelaskan bahwa korupsi merupakan permasalahan global yang harus menjadi keprihatinan semua orang. Praktik korupsi biasanya sejajar dengan konsep pemerintahan totaliter, diktator –yang meletakkan kekuasaan di tangan segelintir orang. Namun, tidak berarti dalam sistem sosial-politik yang demokratis tidak ada korupsi bahkan bisa lebih parah praktek korupsinya, apabila kehidupan sosial-politiknya tolerasi bahkan memberikan ruang terhadap praktek korupsi tumbuh subur.Korupsi juga tindakan pelanggaran hak asasi manusia, lanjut Pope.
Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi,
merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah
pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap
sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-
kekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk
memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan
yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan
mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman.

Sudut Pandang Ekonomi
Definisi korupsi sesungguhnya beragam. Namun jika dipandang dari sisi ekonomi, korupsi berarti
the misuse of public office for private gain
Sedangkan, beban yang ditanggung pelaku-pelaku ekonomi akibat korupsi disebut high cost economy.Dari istilah pertama di atas, terlihat bahwa potensi korupsi membesar di negara-negara yag menerapkan kontrol pemerintah secara ketat dalam praktek perekonomian, alias memiliki monopoly power yang besar. Karena yang disalahgunakan di sini adalah perangkat-perangkat publik atau pemerintahan dan yang diuntungkan adalah kepentingan-kepentingan yang bersifat pribadi. Hal ini menunjukkan kekeliruan kebanyakan negara-negara berkembang yang latah mencontoh negara-negara kapitalis dalam hal pembukaan keran investasi asing secara longgar, namun dalam prakteknya justru terlalu banyak diatur oleh pemerintah dan bukannya melalui pencerdasan masyarakat terlebih dahulu sehingga bisa mendorong mereka sendirilah yang akan mengembangkan kerjasama dengan pihak asing. Padahal kemampuan dan kredibilitas moral pemerintah mereka sendiri belum cukup baik. Pada akhirnya, muncul high cost economy.
Contoh simpelnya adalah birokrasi, di mana aspek ini adalah sumber terbesar dan paling rata persebarannya di seantero negeri terhadap praktek korupsi. Di mana-mana tampak birokrasi menghadang sebagai momok, baik dalam hal administrasi kependudukan ataupun hal-hal yang berkaitan dengan administrasi usaha. Bahkan, sebuah sumber di internet menyebutkan bahwa gelembung biaya birokrasi yang tidak perlu ini menyedot sampai sekitar 20% dari anggaran pelaku usaha-usaha kecil, menurut statistik. Tentunya di sisi lain hal ini sangat menghambat perkembangan UKM-UKM, padahal UKM kita tahu adalah salahsatu tiang penyangga stabilitas ekonomi makro di Indonesia berhubung kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja secara masif.

Dampak Korupsi pada Pertumbuhan Ekonomi

Tanzi & Davoodi (1998) membuktikan bahwa dampak korupsi pada pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan melalui empat hipotesis (semua dalam kondisi ceteris paribus):
  1. Hipotesis pertama: tingginya tingkat korupsi memiliki hubungan dengan tingginya investasi publik. Politisi yang korup akan meningkatkan anggaran untuk investasi publik. Sayangnya mereka melakukan itu bukan untuk memenuhi kepentingan publik, melainkan demi mencari kesempatan mengambil keuntungan dari proyek-proyek investasi tersebut. Oleh karena itu, walau dapat meningkatkan investasi publik, korupsi akan menurunkan produktivitas investasi publik tersebut. Dengan jalan ini korupsi dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi.
  2. Hipotesis kedua: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya penerimaan negara. Hal ini terjadi bila korupsi berkontribusi pada penggelapan pajak, pembebasan pajak yang tidak sesuai aturan yang berlaku, dan lemahnya administrasi pajak. Akibatnya adalah penerimaan negara menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
  3. Hipotesis ketiga: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya pengeluaran pemerintah untuk operasional dan maintenance. Seperti yang diuraikan pada hipotesis pertama, politisi yang korup akan memperjuangkan proyek-proyek investasi publik yang baru. Namun, karena yang diperjuangkan hanya proyek-proyek yang baru (demi mendapat kesempatan mencari keuntungan demi kepentingan pribadi) maka proyek-proyek lama yang sudah berjalan menjadi terbengkalai. Sebagai akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat
  4. Hipotesis keempat: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan kualitas investasi publik. Masih seperti yang terdapat dalam hipotesis pertama, bahwa dengan adanya niat politisi untuk korupsi maka investasi publik akan meningkat, namun perlu digarisbawahi bahwa yang meningkat adalah kuantitasnya, bukan kualitas. Politisi yang korup hanya peduli pada apa-apa yang mudah dilihat, bahwa telah berdiri proyek-proyek publik yang baru, akan tetapi bukan pada kualitasnya. Sebagai contoh adalah pada proyek pembangunan jalan yang dana pembangunannya telah dikorupsi. Jalan-jalan tersebut akan dibangun secara tidak memenuhi persyaratan jalan yang baik. Infrastruktur yang buruk akan menurunkan produktivitas yang berakibat pada rendahnya pertumbuhan ekonomi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa bahwa korupsi berdampak pada rendahnya pertumbuhan ekonomi.
Referensi http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/05/09/dampak-laten-korupsi-terhadap-kondisi-ekonomi-beserta-opsi-solusi-kasus-indonesia/

http://bisnis.vivanews.com/news/read/104915-bahaya_korupsi_bagi_perekonomian



Diposting oleh NIZMA HANIM
3KA04
16109802
Mata kuliah Bhs.Indonesia
25 September 2011

Kekerasan dikalangan siswa dan mahasiswa

Hai Para Bloggers

Alhamdulillah dapat ngeblog lagi setelah lama vakum.Oh iya kawan-kawan blogger posting kali berjudul kekerasan dikalangan siswa dan mahasiswa.

Ehm "Kekerasan" sebuah kata yang tidak asing yang didengar oleh telinga kita.Sebelum membahas lebih jauh kita harus mengerti dulu apa sih arti kekerasan??? Kekerasan atau Violence berasal dari Bahasa Latin Violentius yang berasal dari kata vī atau vīs berarti kekuasaan atau berkuasa merupakan merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.Sungguh memprihatinka atau miris(dalam bahasa jawa) ketika melihat pemberitaan di media elektronik ataupun cetak tentang mahasiswa yang melakukan demonstrasi atau berunjuk rasa dalam upaya berargumentasi /bernalar mengemukakan dan menegakkan prinsip-prinsip yang diyakininya mengandung kebenaran yang perlu diperjuangkan tetapi akhirnya berujung dengan kekerasan dan anarkhis. Apapun alasannya, ketika nalar/pemikiran sudah berubah menjadi suatu tindakan anarkhis menjadi susah untuk dikendalikan dan berdampak kepada hal-hal yang justru tidak terpikirkan sebelumnya. Hal inilah yang dikhawatirkan, karena kalau sudah mencapai kepada tingkat kekerasan, hilanglah sifat dan keunggulan seorang mahasiswa, yang terlihat segerombolan orang yang bertindak brutal dan beringas.Ini merupakan bukti hilangnya nilai kedisiplinan dalam kehidupan masyarakat.

Dalam lingkungan sekolah kekerasan dapat kita lihat perlakuan kakak kelas terhadap adik kelasnya.Tidak hanya pada adik kelas Tidak hanya bagi siswa baru, tetapi juga bagi siswa yang dianggap cupu atau pendiam atau tidak pandai bergaul dengan teman lainnya. Dalam kegiatan masa orientasi siswa juga mungkin masih terselip beberapa macam tindakan yang seharusnya tidak dilakukan. Dikatakan bahwa tawuran yang terjadi dalam kalangan pelajar adalah suatu tradisi turun-temurun yang dimaksudkan sebagai aksi balas dendam. Padahal tidak diketahui apa penyebabnya, hanya saja mereka telah memandang sebelah mata tentang apa yang mereka lakukan. Mereka akan mengajak adik kelasnya yang sebenarnya tidak mau ikut dalam tindak kekerasan atau tawuran.Mereka tidak memikirkan apa dampak negatif yang akan diterima oleh orang lain.

Kekerasan dikalangan mahasiswa yang akhir-akhir ini sering terjadi bukan hanya dari aparat kepada mahasiswa atau mahasiswa terhadap aparat, namun juga antara mahasiswa itu sendiri.
Kekerasan mahasiswa secara umum dapat digolongkan kedalam kekerasan simbolik dan kekerasan perseorangan. Kekerasan Simbolik, menurut Bourdieu dalam teorinya, Theory of Symbolic Power, merupakan tindakan kekerasan yang tak terlihat atau kekerasan secara struktural dan kultural istilah lainnya menurut Jhon Galtung adalah Cultural Violence/ kekerasan struktural, dalam beberapa kasus dapat pula merupakan fenomena dalam penciptaan stigmatisasi (penciptaan pendapat/pandangan umum). Kekerasan yang dilakukan perseorangan adalah perlakuan kekerasan dengan menggunakan fisik (kekerasan seksual, perkelahian), verbal (termasuk menghina), psikologis (pelecehan), oleh seseorang dalam lingkup lingkungannya.
Kekerasan mahasiswa tidak memandang apakah tergolong kekerasan yang terjadi secara sembarang, yang mencakup kekerasan dalam skala kecil atau yang tidak terencanakan, maupun tergolong kekerasan yang terkoordinir, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok baik yang diberi hak maupun tidak – seperti yang terjadi dalam perang (yakni kekerasan antar-masyarakat, kelompok) dan terorisme, kekerasan mahasiswa pada intinya adalah kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa.
Kekerasan dimungkinkan terjadi sebagai akibat adanya akumulasi “tekanan” secara mental, spiritual, politik sosial, budaya dan ekonomi yang dirasakan oleh sebagian masyarakat, atau kelompok sosial, dalam hal ini adalah sekelompok mahasiswa.Dari segi kebutuhan, kekerasan disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia – fisik, mental dan sosial yang tidak terpenuhi atau yang dihalangi oleh pihak lain. Sedangkan dari identitasnya, berasumsi bahwa kekerasan disebabkan oleh karena identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan dimasa lalu yang tidak terselesaikan.Secara umum, penyebab terjadinya kekerasan mahasiswa adalah:
a. Pertarungan Identitas
b. Menyuarakan Aspirasi
c. Kekerasan Struktural
d. Rekayasa dari pihak "berkepentingan"

Solusi untuk Mengatasi Kekerasan

Kekerasan itu tidak muncul seketika. Bisa karena adanyaperasaan tidak puas yang sudah berlangsung cukup

lama. Akumulasi tidak puas ini kemudian diekpresikan secara berlebihan. Kekerasanapapun alasannya tidak

dapat dibenarkan.

Kekerasan di kalangan mahasiswa, antara lain dapat diatasi dengan cara :

a. Kampus melakukan suatu pembinaan khusus, seperti pendidikan berbasis karakter dan pendidikan akhlak.

Hal tersebut dimaksudkan supaya mahasiswa memiliki akal dan budi pekerti yang santun, yang mana akan

dengan sendirinya mengurangi tindakan-tindakan yang tidak baik dikalangan mahasiswa.

b. Kampus melakukan penanganan secara arif bijaksana terhadap peristiwa kekerasan yang terjadi

dikampus, karena walau bagaimanapu, mahasiswa statusnya adalah anak-anak didik, peserta didik,

masyarakat intelektual yang ingin maju dalam segala hal.

c. Mahasiswa hendaknya belajar dengan baik, melakukan kegiatan yang positif. Intropeksi diri, untuk menjadi

orang yang lebih baik.Karena mahasiswa adalah calon pemimpin, jangan sampai merugikan orang lain.

Selain itu peran orang tua dan para pendidik juga sangat penting untuk mencegah tindak kekerasan.

Referensi

http://ignasnoreng.blogspot.com/2010/05/tindak-kekerasan-dikalangan-mahasiswa.html

http://staff.blog.ui.ac.id/rani/2010/10/19/budaya-kekerasan-di-kalangan-mahasiswa/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan

http://edukasi.kompas.com/read/2011/09/20/09424842/Memprihatinkan.Aksi.Kekerasan.di.Kalangan.Pelajar


Diposting oleh NIZMA HANIM

KELAS 3KA04

NPM 16109802

Untuk memnuhi tugas mata kuliah bhs.Indonesia

25 September 2011