Hai Para Bloggers
Alhamdulillah dapat ngeblog lagi setelah lama vakum.Oh iya kawan-kawan blogger posting kali berjudul kekerasan dikalangan siswa dan mahasiswa.
Ehm "Kekerasan" sebuah kata yang tidak asing yang didengar oleh telinga kita.Sebelum membahas lebih jauh kita harus mengerti dulu apa sih arti kekerasan??? Kekerasan atau Violence berasal dari Bahasa Latin Violentius yang berasal dari kata vī atau vīs berarti kekuasaan atau berkuasa merupakan merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.Sungguh memprihatinka atau miris(dalam bahasa jawa) ketika melihat pemberitaan di media elektronik ataupun cetak tentang mahasiswa yang melakukan demonstrasi atau berunjuk rasa dalam upaya berargumentasi /bernalar mengemukakan dan menegakkan prinsip-prinsip yang diyakininya mengandung kebenaran yang perlu diperjuangkan tetapi akhirnya berujung dengan kekerasan dan anarkhis. Apapun alasannya, ketika nalar/pemikiran sudah berubah menjadi suatu tindakan anarkhis menjadi susah untuk dikendalikan dan berdampak kepada hal-hal yang justru tidak terpikirkan sebelumnya. Hal inilah yang dikhawatirkan, karena kalau sudah mencapai kepada tingkat kekerasan, hilanglah sifat dan keunggulan seorang mahasiswa, yang terlihat segerombolan orang yang bertindak brutal dan beringas.Ini merupakan bukti hilangnya nilai kedisiplinan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam lingkungan sekolah kekerasan dapat kita lihat perlakuan kakak kelas terhadap adik kelasnya.Tidak hanya pada adik kelas Tidak hanya bagi siswa baru, tetapi juga bagi siswa yang dianggap cupu atau pendiam atau tidak pandai bergaul dengan teman lainnya. Dalam kegiatan masa orientasi siswa juga mungkin masih terselip beberapa macam tindakan yang seharusnya tidak dilakukan. Dikatakan bahwa tawuran yang terjadi dalam kalangan pelajar adalah suatu tradisi turun-temurun yang dimaksudkan sebagai aksi balas dendam. Padahal tidak diketahui apa penyebabnya, hanya saja mereka telah memandang sebelah mata tentang apa yang mereka lakukan. Mereka akan mengajak adik kelasnya yang sebenarnya tidak mau ikut dalam tindak kekerasan atau tawuran.Mereka tidak memikirkan apa dampak negatif yang akan diterima oleh orang lain.
Kekerasan dikalangan mahasiswa yang akhir-akhir ini sering terjadi bukan hanya dari aparat kepada mahasiswa atau mahasiswa terhadap aparat, namun juga antara mahasiswa itu sendiri.
Kekerasan mahasiswa secara umum dapat digolongkan kedalam kekerasan simbolik dan kekerasan perseorangan. Kekerasan Simbolik, menurut Bourdieu dalam teorinya, Theory of Symbolic Power, merupakan tindakan kekerasan yang tak terlihat atau kekerasan secara struktural dan kultural istilah lainnya menurut Jhon Galtung adalah Cultural Violence/ kekerasan struktural, dalam beberapa kasus dapat pula merupakan fenomena dalam penciptaan stigmatisasi (penciptaan pendapat/pandangan umum). Kekerasan yang dilakukan perseorangan adalah perlakuan kekerasan dengan menggunakan fisik (kekerasan seksual, perkelahian), verbal (termasuk menghina), psikologis (pelecehan), oleh seseorang dalam lingkup lingkungannya.
Kekerasan mahasiswa tidak memandang apakah tergolong kekerasan yang terjadi secara sembarang, yang mencakup kekerasan dalam skala kecil atau yang tidak terencanakan, maupun tergolong kekerasan yang terkoordinir, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok baik yang diberi hak maupun tidak – seperti yang terjadi dalam perang (yakni kekerasan antar-masyarakat, kelompok) dan terorisme, kekerasan mahasiswa pada intinya adalah kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa. Kekerasan dimungkinkan terjadi sebagai akibat adanya akumulasi “tekanan” secara mental, spiritual, politik sosial, budaya dan ekonomi yang dirasakan oleh sebagian masyarakat, atau kelompok sosial, dalam hal ini adalah sekelompok mahasiswa.Dari segi kebutuhan, kekerasan disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia – fisik, mental dan sosial yang tidak terpenuhi atau yang dihalangi oleh pihak lain. Sedangkan dari identitasnya, berasumsi bahwa kekerasan disebabkan oleh karena identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan dimasa lalu yang tidak terselesaikan.Secara umum, penyebab terjadinya kekerasan mahasiswa adalah:
a. Pertarungan Identitas
b. Menyuarakan Aspirasi
c. Kekerasan Struktural
d. Rekayasa dari pihak "berkepentingan"
Solusi untuk Mengatasi Kekerasan
Kekerasan itu tidak muncul seketika. Bisa karena adanyaperasaan tidak puas yang sudah berlangsung cukup
lama. Akumulasi tidak puas ini kemudian diekpresikan secara berlebihan. Kekerasanapapun alasannya tidak
dapat dibenarkan.
Kekerasan di kalangan mahasiswa, antara lain dapat diatasi dengan cara :
a. Kampus melakukan suatu pembinaan khusus, seperti pendidikan berbasis karakter dan pendidikan akhlak.
Hal tersebut dimaksudkan supaya mahasiswa memiliki akal dan budi pekerti yang santun, yang mana akan
dengan sendirinya mengurangi tindakan-tindakan yang tidak baik dikalangan mahasiswa.
b. Kampus melakukan penanganan secara arif bijaksana terhadap peristiwa kekerasan yang terjadi
dikampus, karena walau bagaimanapu, mahasiswa statusnya adalah anak-anak didik, peserta didik,
masyarakat intelektual yang ingin maju dalam segala hal.
c. Mahasiswa hendaknya belajar dengan baik, melakukan kegiatan yang positif. Intropeksi diri, untuk menjadi
orang yang lebih baik.Karena mahasiswa adalah calon pemimpin, jangan sampai merugikan orang lain.
Selain itu peran orang tua dan para pendidik juga sangat penting untuk mencegah tindak kekerasan.
Referensi
http://ignasnoreng.blogspot.com/2010/05/tindak-kekerasan-dikalangan-mahasiswa.html
http://staff.blog.ui.ac.id/rani/2010/10/19/budaya-kekerasan-di-kalangan-mahasiswa/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan
http://edukasi.kompas.com/read/2011/09/20/09424842/Memprihatinkan.Aksi.Kekerasan.di.Kalangan.Pelajar
Diposting oleh NIZMA HANIM
KELAS 3KA04
NPM 16109802
Untuk memnuhi tugas mata kuliah bhs.Indonesia
25 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar