Minggu, 25 November 2012

POST TEST KEDUA ANALISIS KINERJA SISTEM


Langkah Utama dalam Pelaksanaan Program Keamanan


Langkah-langkah utama dalam pelaksanaan program keamanan yaitu sebagai berikut :
1 . Preparation of project planDalam melakukan suatu perencanaan pekerjaan, Perencanaan proyek untuk tinjaun kemanan mengikuti beberapa item sebagai berikut :

- Tujuan Review
- Ruang Lingkup (Scope) Review
- Tugas yang harus dipenuhi
- Organisasi dari Tim Proyek
- Sumber Anggaran (Pendanaan) dan
- Jadwal untuk Menyelesaikan Tugas2 . Identification of assetsPada identifikasi kekayaan ada beberapa kategori asset diantaranyaa :
- Personnel (end users, analyst, programmers, operators, clerks, Guards)
- Hardware (Mainfarme, minicomputer, microcomputer, disk, printer, communication lines, concentrator, terminal)
- Fasilitas (Furniture, office space, computer rrom, tape storage rack)
- Dokumentasi (System and program doc.,database doc.,standards plans, insurance policies, contracts)3 . Valuation of assetsLangkah ke 3 adalah penilaian kekayaan, yang merupakan langkah paling sulit. Parker (1981) menggambarkan ketergantungan penilaian pada siapa yang ditanya untuk  memberikan penilaian, cara penilaian atas kekayaan yang hilang (lost), waktu periode untuk perhitungan atas hilangnya kekayaan, dan umur asset.4 . Threats identification 

Terdapat 2 ancaman pada asset SI yaitu :
Sumber ancaman External meliputi  :
  1. Nature / Acts of God
  2. H/W Suppliers
  3. S/W Suppliers
  4. Contractors
  5. Other Resource Suppliers
  6. Competitors (sabotage, espionage, lawsuits, financial distress through fair or unfair competition)
  7. Debt and Equity Holders
  8. Unions (strikes, sabotage,harassment)
  9. Governmnets
  10. Environmentalist (Harassment (gangguan), unfavorable publicity)
  11. Criminals/hackers (theft, sabotage, espionage, extortion)
Sumber ancaman Internal meliputi  :
  1. Management, contoh kesalahan dalam penyediaan sumber daya, perencanaan dan control yang tidak cukup.
  2. Employee, contoh Errors, Theft (pencurian), Fraud (penipuan), sabotase, extortion (pemerasan), improper use of service (penggunaan layanan yg tidak sah)
  3. Unreliable system, contoh Kesalahan H/W, kesalahan S/W, kesalahan fasilitas.
  4. E. Penilaian Kemungkinan Ancaman (Threats LikeIihood Assessment)
  5. Pada penilaian ini dapat dilihat dari contoh yaitu : Perusahaan asuransi dapat menyediakan informasi tentang kemungkinan terjadinya kebakaran api dalam satu waktu periode tertentu.
5 . Assess likehood of threats
6 . Exposures Analysis7 . Adjust Controls8 . Prepare Security report








PRETEST KEDUA ANALISA KINERJA SISTEM

Aset Sistem Informasi yang Perlu diberikan Perlindungan


Aset sistem informasi yang harus dilindungi melalui sistem keamanan dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a . Aset Fisik meliputi :
     1 . Personnel (end users, analyst, programmers, operators, clerks, Guards)
     2 . Hardware (Mainfarme, minicomputer, microcomputer, disk, printer, communication lines, concentrator dll)
     3 . Fasilitas (Furniture, office space, computer rrom, tape storage rack)
     4 . Dokumentasi (System and program doc.,database doc.,standards plans, insurancepolicies, contracts)
     5 . Supplies
b . Aset Logika meliputi :
     1. Data / Informasi (Master files, transaction files, archival files)
     2. Software (sistem dan aplikasi) (Debtors, creditors, payroll, bill-of-materials, sales, inventory dll )

Minggu, 18 November 2012

Tugas V-Class SPK


Soal V-Class Sistem Penunjang Keputusan
Suatu bagian departemen penjualan yaitu supermarket ”ECONMARKET” membuat 2 tipe hamburger, yaitu tipe M(edium) grade dan tipe H(igh) grade. Untuk tipe M : 80% daging bagian leher sapi; 20% bagian tulang belakang sapi; tipe ini dijual dengan harga $ 0.6/ pon
Untuk tipe H : 30% daging bagian leher sapi : 70% bagian tulang belakang sapi : tipe ini dijual dengan harga $ 0.9/ pon. Terdapat hanya persediaan 116 pon bagian leher sapi & 54 pon bagian tulang belakang sapi. Semua produk hamburger ini dapat dijual dengan baik.
Pertanyaan : 
formulasikan persoalan hamburger ini dalam bentuk pemrograman linier.
Perhitungkan banyaknya masing-masing hamburger yaitu tipe M dan H untuk mencapai pendapatan yang optimal.






Diposting oleh Nizma 16109802 4KA04

Senin, 12 November 2012

Post Test: Definisi Kontrol dan Langkah-langkah dalam Perenacanaan Audit



Tiga aspek kata kunci definisi kontrol, yaitu :

1. Pengendalian adalah sebuah sistem (a control is a system)

Dengan kata lain, terdiri dari sekumpulan komponen yang saling berelasi yang
berfungsi secara bersama-sama untuk menyelesaikan suatu maksud atau tujuan.

2. Keabsahan / kebenaran dari suatu kegiatan (unlawful events)

Keabsahan kegiatan dapat muncul jika tidak ada otorisasi (unauthorized), tidak
akurat (inaccurate), tidak lengkap (incomplete), redundansi (redundant), tidak efektif
(ineffective) atau tidak efisien (inefficient) pemasukan data kedalam sistem.

3. Pemeriksaan digunakan untuk mencegah (prevent), mendeteksi (detect), atau
mengoreksi (correct) kejadian / peristiwa yang tidak sesuai dengan aturan / hukum
(unlawful events).

Beberapa contoh dapat dipertimbangkan :

a. Pemeriksaan Pencegahan (Preventive control)
Instruksi yang ditempatkan pada dokumen dasar (sumber) untuk mencegah
kemungkinan petugas salah dalam mengisi dokumen (out incorrectly).

b. Pemeriksaan Detektif / pengintaian (Detective control)
Program dapat mengidentifikasi kesalahan pemasukan data ke dalam sistem melalui
terminal (alat masukan).

c. Pemeriksaan Koreksi (Corrective control)
Program menggunakan kode khusus yang memungkinkan sistem dapat mengkoreksi
kesalahan data akibat gangguan (noise) komunikasi.

Langkah-langkah Dalam Perencanaan Audit :
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam perencanaan auditing agar auditing yang dilakukan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan yaitu :
1. Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien.
2. Melaksanakan prosedur dan analitis.
3. Menetapkan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas.
4. Mempertimbangkan resiko audit.
5. Menetapkan strategi audit untuk asersi-asersi.
6. Mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien.

Penjelasan :
1. Mendapatkan  pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien.
Untuk dapat membuat perencanaan audit yang memadai, auditor harus memiliki pengetahuan  
tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian transaksi dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah :
- Mereview kertas kerja tahun lalu.
- Mereview data industri dan bisnis klien.
- Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien.
- Mengajukan pertanyaan ke komite audit .
- Mengajukan pertanyaan ke manajemen.
- Menentukan adanya hubungan istimewa.
- Mempertimbangkan dampak dari pernyataan akuntansi dan auditing tertentu yang relevan.
2. Melaksanakan prosedur dan analitis.
Evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya. Prosedur analitis mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mematikan berbagai hubungan dan unsur data.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan prosedur dan analitis yaitu :
- Mengidentifikasi Perhitungan yang akan dibuat
- Mengembangkan ekspetasi dan harapan
- Melakukan perhitungan perbandingan
- Analisis data dan identifikasi perbedaan signifikan
- Menyelidiki selisih tak diharapkan yang signifikan
- Menentukan pengaruh atas perencanaan audit
3. Menetapkan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas.
4. Mempertimbangkan resiko audit.
5. Menetapkan strategi audit untuk asersi-asersi.
6. Mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien.


  



Referensi
http://hasmapsa.staff.gunadarma.ac.id

Diposting oleh Nizma H 16109802 4KA04 UG 
12-11-2012



Tugas Pretest mengenai "Audit Sistem Informasi"


AUDIT SISTEM INFORMASI

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengendalian suatu organisasi. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang bermakna dan bermanfaat bagi pemakai. Data adalah fakta yang menyatakan suatu kejadian atau lingkungan fisik yang belum dikelola menjadi bentuk yang bermakna dan bermanfaat bagi manusia. 
Audit sistem informasi didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan evaluasi fakta/ evidence untuk menentukan apakah suatu sistem informasi telah melindungi aset, menjaga integritas data, dan memungkinkan tujuan organisasi tercapai secara efektif dengan menggunakan sumber daya secara efisien. Dalam pelaksanaan audit digunakan etika profesi yang dirumuskan oleh organisasi profesi Information System Audit and Control Association (ISACA).

Dalam melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
  1.  Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi informasi tersebut.
  2. Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas untuk menentukan lingkup tanggungjawab auditor.
  3. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit. 
Audit Sistem Informasi merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Audit Sistem Informasi sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain: Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science
Pada dasarnya, Audit Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu :
1. Pengendalian Aplikasi (Application Control
2. Pengendalian Umum (General Control).

Keuntungan adanya audit antara lain :
  • menilai keefektifan aktivitas aktifitas dokumentasi dalam organisasi,
  •  memonitor kesesuaian dengan kebijakan, sistem, prosedur dan undang-undang perusahaan,
  • mengukur tingkat efektifitas dari sistem,
  • mengidentifikasi kelemahan di sistem yang mungkin mengakibatkan
  • ketidaksesuaian di masa datang,
  • menyediakan informasi untuk proses peningkatan,
  • meningkatkan saling memahami antar departemen dan antar individu,
  • melaporkan hasil tinjauan dan tindakan berdasarkan resiko ke manajemen.
Informasi audit harus disimpan dan dijaga sehingga sebuah aksi dapat ditelusuri. Data audit harus dijaga dari modifikasi dan perusakan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.


Ada 4 tujuan Audit Sistem Informasi, yaitu
  • Mengamankan Asset
    Aset (aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya.
  • Menjaga Integritas Data
    Integritas data berarti data memiliki atribut:
    kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. 
    Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya.
    1. Keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar.
    2. perlu pengorbanan biaya.
    3. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
  • Menjaga Efektifitas Sistem
    Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya.
    1. perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut (user).
    2. apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user (misal pengambil keputusan).
    3. auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya.
Tahap-tahap Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi dapat dilakukan dengan berbagai macam tahap-tahap. Tahap-tahap audit terdiri dari 5 tahap sebagai berikut :
1. Tahap pemeriksaan pendahuluan
2. Tahap pemeriksaan rinci.
3. Tahap pengujian kesesuaian.
4. Tahap pengujian kebenaran bukti.
5. Tahap penilaian secara umum atas hasil pengujian.

Referensi :
elearning.upnjatim.ac.id/courses/AUDITSISTEMINFORMASI

Diposting oleh Nizma H 16109802 4KA04 UG
untuk memenuhi tugas v-class mata kuliah Analisis Kinerja Sistem

Minggu, 22 April 2012

ABSTRAKSI

Tulisan Ilmiah ini,berisi tentang Virtual Class mata kuliah Algoritma Pemrograman 2A Menggunakan Moodle. Virtual Class merupakan website yang memungkinkan para mahasiswa untuk dapat belajar sekalipun tidak hadir secara fisik didalam ruangan kelas. Kegiatan belajar menjadi sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan ketersediaan waktu para mahasiswa ataupun mahasiswi.

Kegiatan pembelajaran terjadi melalui interaksi antara mahasiswa atau mahasiswi dengan sumber belajar yang tersedia serta dapat diakses melalui internet.Fleksibilitas kegiatan proses belajar mengajar dimungkinkan terjadi melalui pemanfaatan internet. Untuk dapat mengikuti kegiatan virtual class tidak diperlukan adanya perangkat lunak tambahan tertentu didalam computer yang digunakan. Dalam tulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana membuat virtual class sederhana yang memuat materi mata kuliah algoritma pemrograman 2A menggunakan Moodle 2.0

Kata Kunci : Virtual Class, Algoritma Pemrograman 2A, Moodle 2.0






Diposting tanggal 22 April 2012


Nizma

Cerpen Perjalanan panjang menuju sidang PI

Tepat tanggal 27 Februari 2012 semester genap pun dimulai dan di semester genap aku mendapat mata kuliah Penulisan ilmiah, ya 'Penulisan Ilmiah' inilah mata kuliah yang membuat diriku was-was apakah aku akan dapat menyelesaikan penulisan ilmiah disemester genap ini . Perkenalkan Aku adalah seorang mahasiswa universitas gunadarma,namaku adalah Nizma.
Seorang cowok yang berasal dari kota serang yang merantau di depok.

Senin,27 Februari 2012 aku pun memasuki semester genap (semester enam).Aku berangkat kuliah seperti biasanya,akan tetapi ada suatu perasaan aneh yang selalu menghantuiku yaitu tentang penulisan ilmiah.Hari-hari kuliah pun kulewati dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen.Terkadang setelah mengerjakan semua tugas dari dosen, aku pun merenung terdiam sejenak memikirkan tentang penulisan ilmiah.Aku pun terus merenung dan merenung apa yang bisa ku tulis untuk menyelesaikan mata kuliah Penulisan Ilmiah.

Hari pun terus berganti tak terasa aku sudah memasuki minggu keempat perkuliahan dan jadwal tatap muka penulisan ilmiah pun sudah keluar.Aku pun was-was tak karuan,ditengah kegalauan yang melanda diriku aku mendapat sebuah informasi yaitu tentang workshop penulisan ilmiah.Aku pun mendaftar workshop tersebut dan mengikuti workshop tersebut dengan hikmat,akan tetapi ditengah-tengah workshop para peserta disuruh untuk membayangkan apa yang akan ditulis untuk penulisan ilmiah tersebut.Bagai petir yang menyambar di siang bolong aku bingung tak karuan,setelah selesai workshop aku pun belum dapat judul sama sekali untuk penulisan ilmiah.

Hari demi hari kulewati,aku pun pergi ke sebuah toko buku dikotaku untuk mendapatkan ide untuk penulisan ilmiah ku kelak.Selama beberapa menit aku mengitari rak-rak buku yang ada di toko buku tersebut mataku melihat sesuatu yang menarik yaitu sebuah tutorial untuk membuat e-learning (pembelajaran elektronik).Aku pun membeli tutorial tersebut.

Akhirnya aku pun menemukan sebuah titik terang untuk penulisan ilmiah ku kelak.Aku pun mempelajari tutorial yang aku beli secara bertahap,setelah ku pelajari tutorial tersebuat aku pun mendapatkan ide dan judul untuk penulisan ilmiahku yaitu membuat virtual class.
detik demi detik kulalui dengan menulis penulisan ilmiahku.Semakin hari aku terlarut dalam merevisi tulisanku untuk mencapai sempurna untuk memenuhi apa yang dosen pembimbingku minta.Panas,Hujan dan badai aku lalui hanya untuk menemui dosen pembimbingku dan hingga saat ini aku pun melanjutkan penulisanku,semoga penulisan ilmiahku cepat selesai.
Doakan aku ya kawan :cheers


Depok,22 april 2012


Nizma


































Minggu, 04 Maret 2012

Penalaran Induktif

Aristoteles mengenal induksi sebagai proses penalaran dalam rangka memperoleh kebenaran general dari hal-hal partikular .Francis Bacon (1516-1626) adalah orang yang meletakkan dasar-dasar bagi metode induksi yang modern dan merupakan orang yang pertama kali membuat rincian dari jenis penalaran ini untuk dijadikan penelitian ilmiah.

-Pengertian Penalaran

Penalaran mempunyai beberapa pengertian yaitu :
- proses berpikir logis,sistematis,terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
- Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan.
- Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
- Dalam karangan terdiri dari dua variabel atau lebih. Penalaran dapat diartikan mengkaji,membahas/menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan.
- Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.

- Penalaran Induktif

Proses bernalar pada dasarnya ada dua macam yaitu induktif dan deduktif.

Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data,pembahasan, dukungan pembuktian dan diakhiri kesimpulan umum atau bisa juga dapat diartikan induksi/induktif adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau perisitiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum.Kesimpulan ini dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus.Penalaran Induktif pada dasarnya terdiri dari tiga macam : generalisasi, analogi dan sebab akibat.

Metode Berpikir Induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Untuk itu penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang yang khusus dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Penalaran Secara Induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.

Contoh Penalaran Induktif
1 . Domba Garut punya sebuah jantung.
2 . Domba Serang punya sebuah jantung.
3 . Domba Australia punya sebuah jantung.
4 . Domba India punya sebuah jantung

Kesimpulan Setiap domba punya sebuah jantung.

Dari berbagai pernyataan kemudian ditarik kesimpulan secara umum itulah merupakan metode berpikir secara induktif (khusus ke umum) jadi dalam berpikir induktif dari cakupan yang kecil
kemudian dijabarkan menjadi kesimpulan secara umum.

- Generalisasi

Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
contoh :
- Setelah Cerita pendek(cerpen) anak-anak kelas 6 diperiksa,ternyata Budi,Faisal,Eti dan Danu mendapat nilai 95.Anak-anak yang lain mendapat 80. Hanya Bryan yang mendapatka nilai 60 dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang dari 60. Bisa dikatakan ank-anak kelas 6 cukup pandai membuat cerpen.

- Analogi

Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

Contoh :
Para atlet harus latihan fisik yang keras untuk membentuk otot-otot yang kuat dan lentur.Demikian juga dengan polisi, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat dan negara. Keduanya membutuhkan mental yang kuat untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh dilapangan.Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

Paragraf hubungan sebab akibat (hubungan kausal) adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

Contoh :

Mulai bulan maret tahun ini harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik.Premim,solar,pertamax dan lain-lain harganya dinaikkan karena pemerintah ingin mengurangi anggaran APBN yang jebol.Kenaikan harga bahan bakar sudah tentu mengakibatkan naiknya biaya angkutan.Jika biaya angkutan naik,harga barang akan naik pula karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan.Kenaikan harga ini akan dirasakan oleh rakyat.Oleh karena itu,kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha meningkatkan pendapatan rakyat.

Kelemahan Penalaran Induktif :

- Penalaran induktif memang dapat membantu kita dalam memahami,mengontrol sesuatu dan memprediksi.Namun tidak semua hal bisa dipercaya hanya dengan melakukan penalaran induktif saja .

Kelebihan Penalaran Induktif :

-Berfikir atau penalaran secara induktif merupakan suatu alat generalisasi dari pemikiran kita untuk kemudian dijadikan suatu pegangan umum atas kejadian tertentu.

- Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Macam-macam hubungan kausal yaitu :
- Sebab - akibat
Hujan turun di daerah serang mengakibatkan timbulnya banjir

- Akibat - sebab
Budi mendapatkan nilai jelek pada ujian matematika disebabkan dia tidak belajar dengan sungguh-sungguh.

- Akibat - akibat
Ibu melihat jalanan di depan rumahnya berlubang, sehingga ibu beranggapan jemuran di depan rumahnya berdebu



Sumber Buku:

-DR.Harun hadiwijono,sari sejarah filsafat barat jilid II,pusat penelitian dan inovasi pendidikan duta wacana yogyakarta hal 8
-Keraf,Gorys.1982.Argumentasi dan narasi.Jakarta:Gramedia
-Kamus Umum Bahasa Indonesia.hal 444 .W.J.S.Poerwadarminta.Balai Pustaka 2006
-Filsafat ilmu . hal 48. Jujun.S.Suriasumantri. Pustaka Sinar Harapan 2005
-HS,Widjono.BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.Jakarta:PT.Grasindo ,2007

Sabtu, 07 Januari 2012

Aku dan Profesiku kelak

DBA merupakan salah satu bidang IT yang menjanjikan.Seorang database administrator (DBA) adalah orang yang bertanggung jawab untuk mendesain, implementasi, pemeliharaan dan perbaikan database. DBA sering disebut juga database koordinator database programmer, dan terkait erat dengan database analyst, database modeler, programmer analyst, dan systems manager. Peran DBA mencakup pengembangan dan desain strategi database, pemantauan dan meningkatkan kinerja dan kapasitas database, dan perencanaan kebutuhan pengembangan di masa depan. DBA mungkin juga merencanakan, mengkoordinasi dan melaksanakan langkah-langkah keamanan untuk menjaga database. Suatu perusahaan mungkin mengharuskan seorang DBA memiliki sertifikasi atau gelar untuk sistem database (misalnya, Microsoft Certified Database Administrator).

Tugas-tugas seorang administrator database bervariasi, tergantung pada job description-nya, perusahaan, peraturan Teknologi Informasi (TI), fitur-fitur teknis, dan juga kemampuan dari DBMS yang diberikan. Semua itu termasuk pemulihan setelah bencana (backups and testing of backups), analisis kinerja dan tuning, pemeliharaan data dictionary, dan desain database.

Peran DBA meliputi:

  1. Pemasangan perangkat lunak baru - Ini adalah tugas DBA untuk menginstal versi baru dari perangkat lunak DBMS, aplikasi perangkat lunak, dan perangkat lunak lain yang berhubungan dengan administrasi DBMS. Penting bahwa DBA atau anggota staf IS menguji software baru sebelum pindah ke sebuah lingkungan produksi.
  2. Konfigurasi hardware dan software dengan sistem administrator – Dalam banyak kasus, perangkat lunak sistem hanya dapat diakses oleh administrator sistem. Dalam kasus ini, DBA bekerja sama dengan administrator sistem untuk melakukan instalasi perangkat lunak, dan untuk mengkonfigurasi hardware dan software agar berfungsi secara optimal dengan DBMS.
  3. Pengamanan administrasi - Salah satu tugas utama DBA adalah untuk memantau dan mengelola keamanan DBMS. Hal ini melibatkan penambahan dan menghapus pengguna, pemberian quota, audit, dan memeriksa masalah keamanan.
  4. Analisis data – DBA menganalisis data yang tersimpan dalam database dan membuat rekomendasi yang berkaitan dengan kinerja dan efisiensi penyimpanan data. Ini termasuk penggunaan indeks efektif, memungkinkan “Paralel Query” eksekusi, atau fitur khusus DBMS lainnya.
  5. Database design (awal) - DBA dapat terlibat di awal tahap desain database, hal ini bertujuan menghilangkan berbagai masalah yang mungkin terjadi. DBA tahu bahwa DBMS dan sistem, dapat menunjukkan potensi masalah, dan dapat membantu pengembangan kinerja tim dengan pertimbangan khusus.
  6. Data pemodelan dan optimasi – pemodelan data befungsi untuk mengoptimalkan sistem tata letak untuk mengambil yang paling keuntungan dari I / O subsystem.
  7. Bertanggung jawab atas administrasi perusahaan yang berhubungan dengan database dan analisis, desain, dan penciptaan database baru.
  • Data modeling, database optimasi, pemahaman dan pelaksanaan skema, dan kemampuan untuk menafsirkan dan menulis kompleks Structured Query Language (SQL) queries.
  • sistem untuk secara proaktif memonitor kinerja optimal dan kapasitas kendala.
  • Menetapkan standar dan praktik terbaik untuk SQL.
  • Berinteraksi dengan dan pelatih pengembang di SQL scripting.

bidang study yang relevan untuk menjadi DBA adalah ICT (information and communication technologi) atau pelatihan langsung dari vendor seperti ORACLE, Microsoft, dll.

NASKAH

Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian. Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea.

Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.

Namun, ada hal yang lebih penting dari semua hal yang telah diuraikan di atas. Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.[1]

Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secaraformal, semi-formal, dan non-formal.[2] Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.

SYARAT FORMAL PENULISAN SEBUAH NASKAH

Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.

Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:

A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan (kalau ada)
d. Halaman Pengesahan (kalau ada)
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Gambar (kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau ada)

B. Bagian Isi Karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c. Kesimpulan

C. Bagian Pelengkap Penutup
a. Daftar Pustaka (Bibliografi)
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup Penulis

A. Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluansama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.

a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul

Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.

Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
* Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
* Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
* Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
* Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
* Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
þ Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:

UPAYA MENGATASI KEMISKINAN PADA
MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH
DI KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR

þ Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2009
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
þ Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
ANASTASIA INDRIANI
10709234
þ Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
þ Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2008
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
Ø Komposisi tidak menarik.
Ø Tidak estetik.
Ø Hiasan gambar tidak relevan.
Ø Variasi huruf jenis huruf.
Ø Kata “ditulis (disusun) oleh.”
Ø Kata “NIM/NRP.”
Ø Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
Ø Kata-kata yang berisi slogan.
Ø Ungkapan emosional.
Ø Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
b. Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.[3]
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
Ø Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
Ø Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
Ø Tulisan melampaui garis tepi.
Ø Menulis nama tidak lengkap.
Ø Menggunakan huruf yang tidak standar.
Ø Tidak mencantumkan gelar akademis.
d. Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
v Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
v Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
v Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
v Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
v Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
v Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
v Harapan penulis atas karangan tersebut.
v Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
W Menguraikan isi karangan.
W Mengungkapkan perasaan berlebihan.
W Menyalahi kaidah bahasa.
W Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
W Kurang meyakinkan.
W Kata pengantar terlalu panjang.
W Menulis kata pengantar semacam sambutan.
W Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
g. Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.

B. Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a. Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1) Latar belakang masalah, menyajikan:
* Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
* Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
* Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
* Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa.....
* Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2) Tujuan penulisan berisi:
* Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.
* Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
* Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3) Ruang lingkup masalah berisi:
* Pembatasan masalah yang akan dibahas.
* Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
* Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.[4]
4) Landasan teori menyajikan:
* Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
* Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5) Sumber data penulisan berisi:
* Sumber data sekunder dan data primer.
* Kriteria penentuan jumlah data.
* Kriteria penentuan mutu data.
* Kriteria penentuan sample.
* Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6) Metode dan teknik penulisan berisi:
* Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
* Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7) Sistematika penulisan berisi:
* Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
* Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).

b. Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:­­
1) Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
* Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
* Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial).
* Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
N Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
N Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
c. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
µ Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
µ Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.

C. Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.

Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
ö Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
ö Tahun terbit.
ö Judul buku: penulisannya bercetak miring.
ö Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
ö Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
· Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
· Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
· Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
· Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
· Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.

b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks

Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d. Riwayat Hidup Penulis

Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

§ Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
§ HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
§ Maryani, Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2005.

[1] Widjono HS, BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi(Jakarta: PT. Grasindo, 2007), hal. 268.
[2] Prof. DR. Gorys Keraf, KOMPOSISI (Jakarta: Nusa Indah, 1994), hal. 229.
[3] Contoh halaman persembahan diambil dari novel Ayat-ayat Cinta, buah karya dari Habiburrahman El- Shirazy.
[4] Dra. Yani Maryani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 17.
Diposting tanggal 7 januari 2011
REFERENSI : ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Konvensi+Naskah.doc